Sabtu, 27 Februari 2010

PENGARUH UNSUR PADUAN TERHADAP BAJA


PENGARUH UNSUR PADUAN TERHADAP BAJA


Unsur paduan pada baja sangat berpengaruh terhadap nilai

kekerasan,keuletan serta kelelahan suatu baja

Unsur Utama penyusun baja adalah Carbon (C)
Karbon merupakan unsur 'pengeras utama' pada baja. Jika kadar Carbon ditingkatkan maka akan meningkatkan kekuatannya akan tetapi nilai impact baja tersebut akan menurun.
Ada 3 jenis pembagian baja : Baja Construksi (kandungan Karbon antara 0,1-0,6%), baja karbon perkakas (0,5-1,4%), baja Case hardening (0,005- 0,25%).

Mangan juga sangat berperan dalam meningkatkan

kekuatan dan kekerasan suatu logam baja,

menurunkan laju pendinginan sehingga mampu meningkatkan

mampu keras baja dan kekuatan terhadap tahanan abrasi.

Hal ini dikarenakan mampu mengikat belerang yang mampu

memperkecil terbentuknya sulfida besi yang bisa menyebabkab

abrasi (HOT-Shortness)

dapat diminimalkan.Mangan banyak dipakai untukkontruksi rel kereta api.
Silikon mampu menaikkan kekerasan dan elastisitas

akan tetapi menurunkan kekutan tarik dan keuletan dari baja


(baja pegas dan material tahan asap di perusahaan petro kimia

banyak menggunakan jenis baja ini).
Cromium (Cr) didalam Baja cromium ini dapat digunakan untuk meningkatkan

mampu las dan mampu panas baja. Kekuatan tarik,

ketangguhan serta ketahanan

terhadap abrasi juga bisa meningkat. Bisa juga meningkatkan Harden Ability material

jika mencapai kandungan 50%.
Nikel (Ni) nikel sangat penting untuk kekuatan dan ketangguhan dalam baja

dengan cara mempengaaruhi proses tranformasi fasanya.

Jika Ni banyak maka austenit akan stabil hingga mencapai temperatur kamar.
Molibden (Mo) Meningkatkan kadar kekerasan,ketangguhan,

keuletan,ketahanan baja terhadap temperatur yang tinggi. Mo juga bisa menurunkan temper

embritment.
Wolfram (Wo) Senyawa ini akan membentuk senyawa Carbidda di dalam material.

Sehingga akan menyebabkan material menjadi lebih kuat,

tahan abrasi serta memperlambat pertumbuhan butir di dalam kawasan HAZ
Vanadiun (Va) Memeberikan pengaruh positf terhadap kekuatan tarik,

kekuatan dan kekerasan pada tmperatur tinggi seta meningkatkan batas mulur juga.


Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Baja tahan karat dapat diartikan sebagai material yang sebagian besar mengandung

besi dan sedikitnya mengandung 11% kromium. [3] Penambahan kromium ini

bertujuan untuk membentuk lapisan krom oksida yang berfungsi sebagai lapisan pasif

unsur paduan lain yang sering ditambahkan adalah nikel, molibdenum, mangan,

tembaga, titanium, aluminium, silikon, sulfur, niobium, nitrogen dan selenium.

Untuk jenis dan tipe baja tahan karat

sesuai dengan penambahan dan

pengurangan paduan.

Baja tahan karat

terbagi menjadi bebera

kelompok berdasarkan mikrostrukturnya yaitu:

1. Baja tahan karat feritik.

2. Baja tahan karat austenitik

3. Baja tahan karat martensitik

4. Baja tahan karat dupleks

5. Baja tahan karat dengan pengerasan

presipitasi

Coran Baja Tahan Karat (Cast

Stainless Steel)


Merupakan stainless steel yang dibuat

dengan proses pengecoran (foundry), lebih

umum dikenal sebagai coran tahan karat

yang telah berkembang pesat dalam

teknologi dan keperluan komersial selama

40 tahun terakhir. Aplikasi utama baja ini

adalah sebagai material konstruksi untuk

proses kimia dan peralatan pembangkit

tenaga yang termasuk operasi korosi dalam

lingkungan cairan atau larutan-uap pada

temperatur biasanya dibawah 315 °C (600

°F). Paduan ini juga dapat digunakan dalam

operasi khusus pada temperatur sampai 650

°C (1200 °F)

[3]

Kemampuan operasi coran baja tahan

karat sangat bergantung pada

ketidakhadiran karbon, dan khususnya

endapan karbida, dalam struktur mikro

paduan. Namun, coran paduan tahan karat

umumnya mempunyai kadar karbon rendah

(<>

coran baja tahan karat dibanding dengan

baja tahan karat tempa (wrought stainless

steel) adalah dapat membuat produk dengan

kadar karbon yang tinggi, untuk

mendapatkan ketahanan aus yang tinggi.

Sedangkan wrought stainless steel tidak

bisa, karena produknya adalah benda

setengah jadi yang harus menjalani proses

metalurgi seperti: pengelasan, cold forming,

machining dan lain sebagainya.


Baja Tahan Karat Austenitik


Baja tahan karat austenitik adalah baja

tahan karat yang pada temperatur kamar

berfasa austenit. Baja jenis mi mengandung

6-25 % Cr ditambah Ni, Mn, atau N. Unsur-

unsur tersebut merupakan unsur terpenting

yang dapat membuat baja tahan karat ini

berfasa austenit pada temperatur kamar.

Material ini memiliki struktur kristal FCC

(face centered cubic). Struktur ini diperoleh

dengan adanya penambahan unsur paduan

yang mampu menstabilkan fasa austenit

pada beberapa kondisi temperatur

kriogenik. Oleh karena memiliki fasa

tunggal maka baja tahan karat austemtik

hanya dapat ditingkatkan kekuatannya

melalui solid solution alloying atau dengán

work hardening.

Karena struktur FCC yang dimiliki oleh

austenit, maka baja tahan karat jenis ini

bersifat non-magnetic dan mempunyai

ketangguhan yang cukup tinggi pada

temperatur rendah.